Follow Me at Twitter

Thursday, March 2, 2017

SEMANGAT JIHAD SI KECIL MU’ADZ BIN ‘AMR BIN JUMUH DAN MU’ADZ BIN AFRA’

Mari kita kembali melihat sejarah islam. Siapakah mereka yang dipercaya oleh nabi SAW untuk mengubah tatanan hidup di seluruh kota Makkah? Bahkan sampai hari kiamat? Siapakah mereka yang menghadapi penindasan dan tirai di Makkah? Siapakah yang akan berenang menerjang ombak dalam lautan kemusyrikan ini? Salah satu dari sekian banyak mereka adalah Mu’adz bin ‘Amr dan Mu’adz bin Afra’.
Kedua pemuda yang masih kecil ini mempunyai jejak sejarah yangtidak terbayangkan dan tidak mampu dipahami oleh siapapun. Yang pertama berumur 14 tahun dan yang kedua berumur 13 tahun. Sekalipun mereka berdua masih kecil, tapi keduanya memiliki semangat yang tinggi, melebihi semangat sebagian besar laki-laki dewasa. Karena memiliki kemampuan dan semangat jihad yang luar biasa, keduanya diterima Rasulullah SAW menjadi tentara perang. Abdurrahman berkata “sesungguhnya aku berada dalam barisan pada suatu hari ketika perang badar, ketika aku memandang kearah kanan dan kiri tiba disebelah kanan dan kiri ku ada dua orang yang masih berusia muda. Aku menghawatirkan posisi mereka. Keduanya yaitu Mu’adz bin Jumuh dan Mu’adz Bin Afra’. Kemudian Abdurrahman bin ‘Auf melanjutkan ceritanya. Ia bercerita dengan kagum. “Tiba-tiba salah satu dari keduanya berkata kepadaku dengan berbisik agar tifak terdengar oleh temannya.’wahai paman, tunjukkan padaku mainan Abu Jhal.’ Yang bertanya adalah Mu’adz bin Amr bin Jumuh. Ia termasuk golongan azhar dan pernah melihat Abu Jahal seblumnya. Perhatianku berpindah pada putranya tentang panglima pasukan kafir, orang yang dzalim di Kota Mekkah, dan Fir’aunnya umat ini.Lalu ia bertanya pada anak muda ini, ‘wahai anak saudaraku? Apa yang kamu lakukan padanya?’ Bocah kecil ini menjawab dengan jawaban yang membuatku bingung. Mu’adz menjawab ‘Aku beritahu, dia itu yang membenci Rasulullah SAW. Demi jiwaku yang ada dalam genggamanNya, sungguh jika aku melihatnya, sungguh jika aku melihatnya, tidak akan berpisah biji matanya sampai ada yang mati diantara kami.’
Adanya penjagaan berlapis-lapis bisa menghalangi Mu’adz untuk menyempurnakan keinginannya dan merealisaikan mimpi dalam hidupnya. Mu’adz bin Amr berkata “ketika aku mendengar kata-kata Abu jahal tidak bisa dikalahkan maka aku jadikan dia sebagai urusanku, lalu aku menuju ke arahnya. Ketika aku mendapat kesempatan menyerangnya, maka aku menebas dengan tebasan yangmemustuskan separuh betisnya. Yakni, separuh betisnya terputus.”
Subhanallah
Sekali tebasan, bocah kecil ini memutuskan betis seorang laki-laki dengan sekejap. Tanyakanlah pada dokter yang biasa melakukan praktek amputasi tentang sulitnya pekerjaan itu! Apakah ini mustahil yang dilakukan Mu’adz bin Amr?
Setelah Mu’adz memutuskan betis Abu Jahal, Ikrimah bin Abi Jahal menyean pundak Mu’adz hingga tangan terputus dari tubuhnya. Karena kesakitan Mu’adz bin Amr melintirkan tubuhnya kesamping hingga ia bisa membuang tangannya yang bergantungan.
Mu’adz bin Afra terkejut ketika melewati Abu Jahal lalu dia menebasnya sampai memastikan kematian sang tirani Abu Jahal. Kemudian ia meninggalkan jasadnya dengan terus menatapnya.
Melihat Mu’adz bin Jummuh telah kehilangan tangannya sebagai tebusan untuk jihad dan untuk merealisasikan keinginannya, sungguh ia telah menyerahkan seluruh jiwanya dan tidak puas dengan amalan yang mulia dan kenangan yang abadi ini. Bahkan ia telah berperang sana sini sampai ia telah menjadi syahid di jalan Allah SWT.

Begitulah sedikit cerita tentang keberanan dua orang anak yang berperang di Jalan Allah, yang bisa kita contoh dari kisah di atas adlah semangat dan keberanianya. Karena kita tidak dalam kondisi yang sama dengan mereka jadi kita bisa mencontoh semangat dan pengorbanan mereka untuk menegakkan agama Allah SWT. Sobat Assalam mengapa kecerdasan anak SMP dan SMA bahkan mahasiswa berkurang terhadap segala sesuatu yangmemberi manfaat? Karena yang tersisa dalam pikiran mereka hanyalah hal-hal yang kurangmemberi manfaat. Mari kita renungkan untuk apa kita diciptakan dan apa yang harus kita lakukan di masa muda.

0 komentar:

Post a Comment

Kritik dan Saran sangat dibutuhkan untuk belajar lebih baik.